Senin, 24 Februari 2014

Examining Vendor Organization Contracts

Membuat Perjanjian dengan  Vendor
Dalam pembuatan perjanjian kerjasama  antara perusahaan outsourcing  (vendor) dengan perusahaan pengguna, perlu diatur  beberapa hal agar tidak muncul  permasalahan.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, ruang lingkup perjanjian kerja harus meliputi, diantaranya: 
1 Definisi 
2 Ruang lingkup pengadaan jasa 
3 Hubungan kemitraan 
4 Persyaratan administratif 
5 Biaya penyediaan jasa 
6 Cara pembayaran 
7 Penerbitan PO 
8 Pernyataan Jaminan 
9 Laporan 
10 Hak, Kewajiban, dan tanggung jawab 
11 Sanksi 
12 Bencana tak terduga 
13 Benturan kepentingan 
14 Kepemilikan Informasi 
15 Informasi rahasia 
16 Penggunaan logo
17 Audit
18 Jangka waktu kontrak

Contoh Vendor SI
Vendor SI yang bekerja sama dengan institusi atau perguruan tinggi (universitas) untuk melaksanakan 
setifikasi guna meningkatkan keahlian serta memenuhi tuntutan kerja di bidang teknologi dan komunikasi, 
contohnya :
-     Adobe Digital Studio
-     Alias Digital Studio
-     CIW PT Intellisys TriPratama
-     Cisco Training Partners (PT Datacraft Indonesia)
-     PT Inixindo
-     80 lembaga pendidikan yang menjadi Cisco Academy Partner
-     Macromedia Digital Studio
-     Microsoft PT Asaba Computer Center
-     PT Ebiz Infotama
-     PT Executrain Nusantara Jaya

Assessing the Financial Stability of Vendor Organizations

Pengertian Outsourcing
Outsourcing berasal dari kata out yang berarti keluar dan source yang berarti sumber.
Menurut Pasal 64 UUK, outsourcing adalah suatu perjanjian kerja yang dibuat antara pengusaha dengan tenaga kerja, dimana perusahaan tersebut dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis

Pengertian Vendor
Vendor atau supplier adalah lembaga, perorangan atau pihak ketiga yang menyediakan bahan, jasa, produk untuk diolah atau dijual kembali atau dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Karenanya, mendata vendor seperti kita memperlakukan pelanggan menjadi kebutuhan penting bagi perusahaan. Nyaris, tidak ada vendor yang berdiri sendiri. Vendor juga adalah sebuah perusahaan yang memiliki mekanisme kerja dan sistem, sebagaimana perusahaan kita sendiri.

Peranan Vendor Outsourcing
Ada yang berperan sebagai administrative expert, consultant, competency expert, culture builder dan system procedure expert. Berikut adalah penjelasan rinci tentang masing-masin peran tersebut:

Administrative expert: Tugas administrative expert adalah menyediakan pelayanan yang terbaik melalui sistem yang efektif, tepat waktu dan akurat dalam setiap proses termasuk pembayaran karyawan, pencatatan jumlah karyawan yag masuk dan keluar, jumlah karyawan yang dipergunakan dan lain – lain.
Consultant: Perusahaan vendor juga berlaku sebagai konsultan dalam hal tenaga kerja. Jadi vendor tidak boleh selalu menurut apa kemauan pengguna hanya karena dibayar oleh pengguna. Sebagai konsultan vendor justru harus memberikan saran kepada pengguna supaya hal – hal yang akan dilakukan menjadi baik. Misalnya perusahaan pengguna menginginkan karyawan outsource bekerja lebih dari delapan jam tapi tidak perlu membayar overtime. Hal ini tidak mungkin dilakukan . Karena itu perusahaan vendor perlu membicarakan masalah tersebut dengan pengguna untuk mencari solusinya. Misalnya dengan cara shift pekerja, atau dengan pengaturan waktu masuk yang lebih fleksibel. Disinilah peran vendor sebagai konsultan.
Competency expert: Untuk mengetahui kompetensi tenaga kerja yang diperlukan oleh oleh pengguna, vendor harus membicarakan hal tersebut dengan perusahaan pengguna sebab perusahaan penggunalah yang mengetahui kriteria pekerjaan yang dibutuhkan. Jika tidak ada pembicaraan yang baik antara vendor dan perusahaan pengguna maka akan timbul permasalahan kesalahpahaman. Misalnya untuk pekerjaan di call center, vendor telah mencari orang yang dinamis, tidak mudah stress dan komunikasinya bagus. Namun orang yang mempunyai kriteria seperti yang ditetapkan vendor masih ditolak oleh pengguna. Ternyata selain kriteria di atas pengguna juga menginginkan orang tersebut harus cantik dan ganteng.
Perusahaan pengguna juga harus mengemukakan hal – hal yang diinginkannya secara jelas dan detail bahkan terhadap yang sensitive sekalipun. Misalnya dia tidak menginginkan karyawan yang laki – laki Islam semua sebab kalau hari Jum’at tidak ada yang berada di kantor. Hal-hal semacam itu boleh diungkapkan kepada vendor namun sebaiknya secara lisan sehingga tidak menimbulkan masalah SARA.

Culture Builder: Vendor harus mengetahui kultur dari perusahaan pengguna. Misalnya perusahaan PMA memerlukan orang yang kritis, dinamis dan speak up namun orang seperti itu mungkin tidak cocok dengan budaya perusahaan BUMN karena bisa dianggap sombong dan arogan.
System Procedure Expert: Dalam hal ini vendor memberikan rincian – rincian hal – hal yang akan dimasukkan dalam perjanjian sehingga perselisihan dikemudian hari bisa dihindari. Banyak hal yang perlu dicantumkan dalam service agreement yang memerlukan pembahasan rinci misalnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan, pembayaran uang makan, lembur dan lain – lain. Pembahasan hal – hal tersebut memerlukan keahlian yang mengerti masalah tersebut. Rincian tentang hal – hal tersebut tercantum dalam lampiran di perjanjian kerja bersama

Pemilihan Vendor Outsourcing
Dalam memilih vendor harus memperhatikan kompetensi mereka yang meliputi hal – hal sebagai berikut :

1. Harga : Faktor harga memang penting untuk dipertimbangkan namun tidak berarti perusahaan harus memilih vendor yang paling murah sebab belum tentu yang murah tadi mempunyai kualitas yang baik.

2. Jangka waktu pembayaran : Faktor ini juga penting diperhatikan. Tidak semua vendor harus dibayar di muka. Kalau jumlah karyawan yang dipakai tidak terlalu banyak seharusnya jangka waktu pembayaran bisa fleksibel, tapi kalau jumlah yang disupply cukup banyak memang harus ada pembayaran di muka sebab resikonya sangat besar . Jangka waktu pembayaran ini sangat berpengaruh dalam presentasi management fee yang dibayarkan ke vendor. Perusahaan yang melakukan pembayaran di muka biasanya akan mendapatkan management fee yang lebih kecil.

3. Kapasitas pelayanan : Kapasitas pelayanan menentukan harga. Semakin tinggi pelayanan yang diminta kepada vendor semakin tinggi pula harganya. Misalnya perusahaan meminta vendor menyediakan tenaga kerja untuk ditempatkan di Irian atau Aceh, maka vendor akan meminta biaya transpor. Atau kalau tidak vendor akan mencari karyawan tersebut dari penduduk setempat.

4. Variasi produk : Ada vendor yang menyediakan pekerja untuk semua jenis pekerjaan tapi ada juga yang berspesialisasi pada jenis pekerjaan tertentu misalnya call center, collection atau marketing saja.

5. Klien dan Mitranya : Yang dimaksud dengan Klien adalah perusahaan yang menggunakan jasa vendor tadi, apakah perusahaan yang bonafid atau perusahaan yang tidak dikenal. Kalau klien dari vendor tadi adalah perusahaan yag bonafid kemungkinana vendor tersebut juga bagus. Sedang yang dimaksud dengan Mitra adalah pengelola vendor tersebut apakah mempunyai kompetensi di bidang outsource atau hanya sekedar mempunyai uang banyak tetapi tidak memahami bisnis outsource.

6. Periode Rekrutmen dan Seleksi : Periode rekrutmen mempengaruhi delivery. Kalau yang dibutuhkan adalah tenaga kerja dengan kualifikasi biasa seperti data entry, lulusan D3, seharusnya bisa di-deliver dengan cepat. Namun kalau untuk tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi lebih tinggi seperti kredit analis atau programmer atau manager maka diperlukan waktu yang lebih lama.

7. Metode Perekrutan : Metode rekrutmen juga mempengaruhi harga. Semakin banyak jenis test yang dilakukan semakin tinggi pula harga yang harus dibayar kepada vendor. Ada jenis pekerjaan dimana karyawan yang kaan bekerja disitu harus melalui berbagai macam test, misalnya media TV. Test yang dilalui oleh calon reporter TV bermacam – macam mulai dari test IQ, pengetahuan umum, test kesehatan, wawancara dengan psikolog. Selain itu ada lagi syarat lainnya seperti IP harus tinggi, wajah harus ganteng dan cantik dan lain – lain. Namun juga ada yang memerlukan test yang sederhana saja terutama untuk low skiled workers.




Minggu, 09 Februari 2014

Auditing Service Organization Applications

  •  Beberapa Contoh Penyalahgunaan Komputer :
Penyalahgunaan komputer seperti :
  1.        CyberCrime
  2.        Hacker
  3.        Cracking
  4.        Penyebaran Virus
  5.         Pornografi Anak / Eksploitasi
  6.         Kesalahan Informasi / propaganda
  7.         Kecanduan Online 


Contoh kasus Hacker  :


  •   Salah satu operator telepon terbesar di Korea Selatan, KT Telecom menderita kerugian besar.


  •   Hacker cina serang komputer di kantor militer gedung putih


Contoh kasus Propaganda :

Pada awal tahun 2000, perancang busana Tommy Hilfiger diserang, ketika email berantai mulai beredar bahwa ia membuat komentar rasis pada ‘Oprah’ dan bahwa orang-orang diajak dan dianjurkan untuk memboikot produk fashionnya. Terlepas dari kenyataan bahwa Hilfiger tidak muncul di Oprah, atau membuat komentar tersebut,tapi email berantai itu terus bergulir



  • Prosedur pengendalian komputer


        1 Pengendalian Logis

          pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut

2 Pengendalian Fisik

  berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan

3   Pengendalian Operasional

  Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.

4  Pengendalian Lingkungan 


Misalkan menempatkan Server pada tempat yang terhindar dari ancaman alam 

 

  • Prosedur Audit

    Prosedur audit adalah langkah-langkah terinci yang biasanya dicatat dalam bentuk petunjuk-petunjuk dalam mengumpulkan satu jenis bukti audit yang harus diperoleh pada waktu tertentu selama proses audit.

    • Lingkup Kegiatan Audit atas Suatu Sistem Informasi

      Terdapat Standar Audit Internal IIA (Institute of Internal Audit) yang menjadi area lingkup kegiatan audit internal di mana menetapkan 5 standar mengenai  tanggung jawab auditor internal yaitu:
      1. Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas  informasi opersional dan keuangan serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi , diukur, diklasifikasi dan dilaporkan.
      2. Menetapkan apakah sistem telah didesain untuk sesuai dengan kebijakan operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum dan peraturan yang berlaku.
      3. Melakukan tinjauan mengenai bagaimana aset dijaga, dan memverifikasi keberadaan aset tersebut.
      4. Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapkan seberapa efektif dan efisien mereka digunakan.
      5. Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka telah dilaksanakan sesuai rencana dan apakah mereka dapat memenuhi tujuan mereka.  
       
    • Lingkup Audit Operasional atas Sistem Informasi 
      Lingkup audit operasional merupakan bagian dari  jenis kegiatan audit internal atas suatu sistem informasi  yang sangatlah luas dan berhubungan dengan standar 4 dan 5 jika dibandingkan audit sistem informasi yang dibatasi pada pengendalian internal (Standar 2 dan 3 ) dan audit keuangan dibatasi pada output system (Standar 1) 


    • Tujuan Audit Operasional
        Tujuan Audit operasinal adalah sebagai berikut :
      1. Mengevaluasi kinerja
      2. Menilai kinerja, kinerja dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen
      3. Mengidentifikasikan peluang / kesempatan untuk peningkatan
      4. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak-pihak yang mungkin meminta dilakukannya audit operasional adalah manajemen dan pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

    • Cara Memulai Audit Operasional

        1 Perencanaan Audit
      •   Masa pembuatan lingkup dan tujuan audit,
      •   Organisasi tim audit
      •   Tinjauan awal atas sistem dilakukan dan
      •   Kembangkan pengetahuan mengenai operasi bisnis
      •   Tinjauan hasil audit sebelumnya
      •   Identifikasi faktor-faktor resiko
      •   Siapkan program audit
       
         2  Pengumpulan Bukti 
      •   Meninjau kebijakan dokumentasi operasional
      •   Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional
      •   Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional
      •   Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional
      •   Menguji akurasi informasi operasional
      •   Menguji pengendalian.
       
         3  Pengevaluasian Bukti 
      •   Mengukur Kualitas pengendalian Intern
      •   Mengukur reliabilitas informasi
      •   Mengukur kinerja operasi
      •   Mempertimbangkan kebutuhan bukti tambahan
      •   Mempertimbangkan faktor resiko
      •   Mempertimbangkan faktor materialitas
      •   Dokumentasi temuan audit 

       
         4  Proses Mengkomunikasikan Hasil Bukti 
      •   Memformulasikan kesimpulan audit;
      •   Membuat rekomendasi bagi pihak manajemen;
      •   Mempersiapkan laporan audit;
      •   Menyajikan hasil-hasil audit kepada pihak manajemen