Definisi
Menurut Armstrong dan Kottler E-Marketing adalah sisi pemasaran dari
E-Commerce, yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan
sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet.
Strategi e-Marketing
Product Strategies
Perusahaan dapat menggunakan internet untuk
memperkenalkan produk atau menawarkan produk, memberikan informasi-informasi
produk ke pelanggan serta melakukan pemesanan produk melalui website.
Pricing Strategies
Pricing Strategies
Melalui internet, perusahaan dapat memberikan
penawaran harga serta diskon kepada pelanggan. Harga akan selalu di update
sesuai penyesuaian harga di pasaran. Pelanggan dapat melihat harga produk
dengan mudah melalui internet.
Place Strategies
Internet dapat di jadikan store locations oleh
perusahaan, dimana pelanggan atau member dapat melihat
produk, berita atau event, melakukan pemesanan, dan
mendapatkan informasi yang lebih jelas dengan
mengunjungi website perusahaan.
Promotion
Strategies
Melalui internet, perusahaan dapat dengan mudah
melakukan promosi ke pada pelanggan baik promosi
produk baru atau produk diskon. Melalui fasilitas
Tell Friend dan Newsleteer, pelanggan dapat mudah
mendapatkan informasi promosi dari perusahaan.
Relationship Management Strategies
Perusahaan menggunakan Customer Relationship
Management (CRM) untuk mempertahankan pelanggan
lama, mencari pelanggan baru dan meningkatkan
penjualan. Strategi CRM yang diterapkan adalah
mempertahankan pelanggan lama (member card, penerapan
sistem point, pemberian diskon khusus member,dan sms gateway), mencari
pelanggan baru (promosi, kemudahan mendapatkan member card, melakukan diskon
secara periodik atau per event), dan meningkatkan penjualan (pemberian diskon,
penyediaan produk yang modern dan berkualitas, memberikan pelayanan yang baik).
Hubungannya dengan strategi Bisnis yaitu kita lihat tujuan strategi bisnis yaitu untuk memperoleh tingkatan daya sain yang semakin tinggi untuk itu dengan implementasi strategi e-Marketing yang bagus maka proses bisnis kita akan semakin baik
Tools berbasis TI yang mendukung
implementasi e-marketing
Teknologi internet telah menyebabkan perubahan dalam
hal cara pelanggan berinterakasi dengan perusahaan. Saat ini interaksi antara pelanggan
dengan perusahaan yang pada awalnya dilakukan secara langsung atau melalui
tatap muka mulai digantikan dengan interaksi melalui layar komputer. Ketika
terjadi pergeseran dalam interaksi dengan mediasi manusia ke arah mediasi
teknologi, maka sangat penting untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam
hal mendesain interface yang dapat mempengaruhi pengalaman pelanggan. Terdapat
beberapa aturan desain untuk menciptakan interface pelanggan bermediasi
teknologi sebuah website sehingga menjadi sukses, dengan berfokus pada
interface web yang merupakan bagian kritikal dari program pemasaran.
Metode SOSTAC menurut Paul Smith
Situation
Analysis (Where Are We Now?)
Situation
Analysis merupakan
tahapan pertama dalam metode SOSTAC yang bertujuan untuk menganalisa
situasi dan kondisi dari proses
pemasaran yang sedang berjalan dalam perusahaan. Dalam tahapan ini akan
dilakukan analisa mengenai
kondisi dari aktifitas perusahaan yang sedang berjalan.
Objectives (Where Do We Want to Be?)
Objectives (Where Do We Want to Be?)
Setelah perusahaan sudah
mengetahui dimana posisi mereka saat ini, maka perusahaan dapat masuk ke
dalam tahapan kedua dalam SOSTAC
dan dapat mulai menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Proses penentuan tujuan ini
sangat penting agar perusahaan memiliki pedoman yang bisa dijadikan acuan
untuk mengambil
langkah-langkah yang efektif dan tepat
Strategy (How Do
We Get There?)
Tahapan ketiga dalam SOSTAC yaitu
tahap perumusan strategi yang dapat disusun setelah tujuan yang
ingin dicapai telah ditetapkan
dan dirumuskan pada tahap sebelumnya. perumusan strategi juga termasuk
mengidentifikasi strategi
cadangan, melihat kembali ciri-cirinya dan memilih kandidat strategi e-marketing
terbaik
untuk dipakai.
Tactics (How to
get there?)
Langkah keempat adalah untuk merumuskan
taktik. Taktik merupakan rincian langkah dari sebuah strategi
yang telah disusun.
Perumusan taktik ini sangat penting dalam pencapaian tujuan pemasaran
perusahaan.
Action (What is
Our Plan?)
Setelah taktik telah dirancang
kemudian waktunya dijadikan suatu rangkain proses kerja. Proses kerja ini
diharapkan terstruktur dan
terjadwal . Oleh karena itu dalam tahapan ini dibuatlah susunan kerangka kerja,
dalam bentuk flow chart, gantt chart. Serta membuat perencanaan secara
detail dan membuat riskmanagement plan.
Control (Did We
Get There?)
Pada bagian control disini
adalah untuk memonitor dan mengevaluasi secara berkala apakah aplikasi emarketing
yang telah diterapkan perusahaan
sudah berhasil mencapai tujuan atau belum. Bila belum mencapai
tujuan, kesalahan apa yang
membuat tujuan tersebut menjadi terhambat .
Cara
menerapkan metode SOSTAC pada e-marketing
a.
Situation Analysis (Where Are We Now?)
Situation
Analysis merupakan tahapan pertama dalam metode SOSTAC® yang bertujuan
untuk menganalisa situasi dan kondisi dari proses pemasaran yang sedang
berjalan dalam perusahaan. Dalam tahapan ini akan dilakukan analisa mengenai
kondisi dari aktifitas perusahaan yang sedang berjalan. Hasil analisis tersebut
akan
digunakan sebagai
bahan untuk mendefiniskan strategi marketing yang baru (Chaffey, 2006 p.
160).
Untuk melakukan
analisa mengenai kondisi dari seluruh aktifitas yang berhubungan dengan
perusahaan baik
mengetahui keunggulan
dari perusahaan, kelamahan dan kekurangan pada perusahaan, kesempatan yang
dapat
digunakan untuk
meningkatkan perusahaan serta hambatan baik dari luar dan dalam perusahaan
dapat menggunakan
kerangka SWOT yang
dikembangkan oleh Albert Humphrey.
SWOT terdiri dari :
1. Strengths
Strengths
adalah suatu hal yang menjadi kekuatan dan keunggulan dari
perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan bagi
perusahaan. Contohnya seperti : Mempunyai merek yang sudah terkenal, mempunyai
pelanggan tetap yang
setia.
2.Weaknesses
Weaknesses
adalah suatu hal yang menjadi kelemahan dari perusahaan, yang
dapat merugikan perusahaan.
Contohnya seperti:
Layanan yang buruk, merek yang tidak dipercaya oleh konsumen, kurangnya sumber
daya manusia.
3.Opportunities
Opportunities
adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan
kinerja perusahaan
dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Kesempatan bisa dari dalam maupun luar
perusahaan.
4. Threats
Threats
adalah gangguan atau hambatan dari dalam maupun luar perusahaan
yang dapat menyebabkan
masalah bagi
perusahaan dan dapat berakibat pada kerugian perusahaan. Contohnya seperti :
kompetitor,
bencana alam.
Untuk dapat
menganalisa dengan baik faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi penentuan
strategi,
maka dibutuhkan
pengklasifikasian yang tepat agar masing-masing faktor dapat dengan tepat
diidentifikasikan
sehingga dapat
ditentukan strategi yang tepat dalam melakukan pemasaran. Michael Porter
mengklasifikasikan 5
kekuatan kompetitif
sebagai alat ukur untuk menganalisa lingkungan persaingan pasar (Turban,
Rainer, & Potter,
2003, pp. 15-16),
yaitu:
· Threat
Of Intense Segment Rivalry
Bagi sebagian besar
industri, intensitas dari persaingan kompetitif menjadi faktor penentu dari
kesuksesan
industri tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut antara lain seperti persaingan
antara
perusahaan yang
menjalankan usahanya secara online dan offline dan tingkatan dari
pengeluaran dalam
iklan. Hal in harus
diperhatikan dalam mengidentifikasikan faktor eksternal dari segi kekuatan
kompetitif.
· Threat of New Entrants
Pasar yang
menguntungkan akan menarik banyak produsen dan penjual. Hal ini menyebabkan
banyaknya
pemain baru, yang
akhirnya dapat mengurangi keuntungan bagi semua pihak dalam pasar tersebut.
· Threat of Substitute Product
Keberadaan dari
produk yang berada di luar dari batasan-batasan produk yang umum meningkatkan
kecenderungan
pelanggan untuk berpindah kepada produk alternatif. Namun hal ini tidak untuk
disamakan
dengan produk yang
jenisnya sama. Contohnya, keberadaan air minum mineral kemasan dapat
mempengaruhi
penjualan Pepsi. Tetapi Pepsi dan air mineral bukan merupakan produk yang sama.
Penjualan air mineral
yang meningkat dapat mengecilkan angka penjualan dari Pepsi dan Coca-Cola,
sedangkan peningkatan
penjualan Pepsi dapat meningkatkan penjualan soft drink secara
keseluruhan
walaupun yang
meningkat hanya angka penjualan Pepsi, bukan Coca-Cola.
· Threat of Buyer’s Growing
Bargaining Power
Kekuatan menawar dari
pelanggan adalah kemampuan dari pelanggan untuk menekan pasar sehingga dapat
mengubah harga. Hal
ini dapat terjadi apabila pelanggan memiliki banyak pilihan dan dapat memilih
untuk
menggunakan produk
yang sesuai dengan harga dan kualitas produk yang diinginkan
· Threat of Supplier’s Growing
Bargaining Power
Kekuatan menawar dari
supplier menjadi sebuah ancaman saat supplier atau pemasok
merubah kualitas
dan harga dari bahan
baku yang dipasok yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas dari produk beserta
harganya. Hal ini
terjadi apabila pasar hanya bergantung pada beberapa pemasok untuk mendapatkan
harga
baku, sehingga
menempatkan pemasok pada posisi yang kuat untuk merubah harga dan kualitas
bahan
baku.
b.
Objectives (Where Do We Want to Be?)
Setelah
perusahaan sudah mengetahui dimana posisi mereka saat ini, maka perusahaan
dapat masuk ke
dalam tahapan kedua
dalam SOSTAC® dan dapat mulai menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Proses penentuan
tujuan ini sangat penting agar perusahaan memiliki pedoman yang bisa dijadikan
acuan
untuk mengambil
langkah-langkah yang efektif dan tepat. Selain itu penetapan tujuan juga
membuat
perusahaan menjadi
fokus pada jalan yang ingin dicapai tanpa melakukan hal-hal yang tidak berguna
dan
sia-sia.
Untuk
dapat menentukan langkah-langkah tujuan sebagai pedoman makan perusahaan dapat
mengacu pada
metode S.M.A.R.T.
atau 5S yang sebelumnya sudah dijelaskan diatas.
Strategy (How Do We Get There?)
Tahapan ketiga dalam
SOSTAC® yaitu tahap perumusan strategi yang dapat disusun setelah tujuan yang
ingin dicapai telah
ditetapkan dan dirumuskan pada tahap sebelumnya. perumusan strategi juga
termasuk
mengidentifikasi
strategi cadangan, melihat kembali ciri-cirinya dan memilih kandidat strategi e-marketing
terbaik
untuk dipakai.
Menurut
Chaffey (2006, p.152), e-marketing strategy adalah pendefinisian dari
pendekatan e-marketing yang bagaimanakah, yang akan dipakai untuk
mendukung tujuan pemasaran dan bisnis perusahaan. Untuk itu agar dapat
menentukan strategi yang akan dipakai perusahaan dapat melakukan perumusan
strategi yang akan membantu dalam meninjau dan memilih strategi yang dapat
membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.
Cara yang dapat
digunakan untuk mengingat elemen kunci yang harus ada dalam strategi-khususnya
dalam
pembentukan strategi e-marketing
yang efektif adalah dengan berpedoman pada akronim berikut: STOP and SIT
(Chaffey, 2008,
p.459).
Pertama,
strategi yang dibuat harus difokuskan untuk mencapai Objectives (O) yang
telah ditentukan
sebelumnya. Identifikasi
semua Segments (S) yang mungkin dapat dimiliki oleh perusahaan. Segmentation
merupakan
pengklasifikasian customer ke dalam beberapa kelompok berbeda untuk
dapat mengetahui kebutuhan
produk atau jasa
spesifik dari masing-masing kelompok. Berhubung kebutuhan segment customer yang
ditargetkan
secara online mungkin
akan berbeda dengan segment customer yang telah ada pada jalur offline,
mungkin akan
diperlukan adanya
pemilihan ulang mengenai Target Market (T) atau segment yang
ingin dikuasai melalui
marketing
secara online.
Positioning
(P) juga merupakan salah satu bagian paling mendasar yang harus
diperhatikan dalam
pembentukan strategi e-marketing,
karena pemilihan produk yang ingin dijual melalui jalur online,
penentuan harga
yang tepat dan penawaran
value seperti apa yang dijanjikan kepada calon customer dengan
adanya e-marketing,
akan menentukan
posisi perusahaan di dalam marketplace dibandingkan dengan para pesaing
yang ikut bersaing di
dalamnya.
Unsur
lain yang harus ada dalam pembentukan strategi, selain STOP adalah SIT.
SIT merupakan singkatan
dari Sequence or
Stage (S), Integration (I), Tools (T). Cara merumuskan strategi dengan
memakai tiga komponen
tersebut,
pertama-tama tentukan terlebih dahulu stage atau sequence dari
tipe e-marketing yang akan dibangun.
Apakah tipe e-marketing
yang akan dibangun hanya berupa website brochureware (model level
2 dari 5 level tipe
pembangunan e-marketing
pada perusahaan), atau sudah masuk ke dalam tipe simple
interactive website (model
level
3 dari 5 level tipe pembangunan e-marketing pada
perusahaan) yang mendukung adanya komunikasi antar user
(Chaffey, 2006,
p.162). Setelah menentukan stage atau level website seperti apa
yang akan dibangun, tentukan
apakah harus ada
integrasi proses atau integrasi database antara channel online dengan
offline jika aplikasi online
sudah
diimplementasikan nantinya, perlukah dilakukan integrasi antara data customer
pada database offline dengan
data customer yang
disimpan pada database online? Kemudian jangan lupa tentukan juga
mengenai Tools seperti
apa yang akan dipakai
untuk mewujudkan website e-marketing tersebut Untuk dapat menentukan
strategi yang tepat, maka semua variabel harus diidentifikasi, diuraikan, dan
dianalisa dengan benar. Marketing mix adalah sebuah framework yang
dapat digunakan untuk membantu menganalisa variable-variabel dari unsur-unsur
yang membentuk bauran pemasaran. Marketing mix terdiri dari 4 unsur yang
cukup dikenal dengan 4P, yaitu:
· Product
(Produk)
Produk merupakan
sesuatu yang memenuhi apa yang pelanggan butuhkan atau inginkan. Produk menjadi
sesuatu yang
diasosiasikan dengan perusahaan oleh pelanggan. Setiap produk melalui sebuah life-cycle
yang mencakup sebuah
fase pertumbuhan diikuti dengan fase kematangan dan akhirnya sebuah periode
dimana penjualan
produk tersebut menurun. Oleh karena itu perusahaan harus dapat memprediksi
seberapa
lama life-cycle dari
sebuah produk dan memfokuskan perhatiannya pada tantanga-tantangan yang muncul
seiring dengan bergeraknya
produk melewati setiap fase. Perusahaan juga harus memperhatikan bauran
produk (product
mix) dari product line mereka. Perusahaan juga harus tahu bagaimana
memposisikan
produk tersebut,
bagaimana, cara menggunakan merk tersebut, bagaimana cara menggunakan sumber
daya
perusahaan dan
bagaimana cara mengatur bauran produk agar masing-masing produk saling
melengkapi.
· Price
(Harga)
Harga adalah
banyaknya uang yang dibayarkan oleh pelanggan untuk produk tersebut. Harga
sangat
penting mengingan hal
tersebut menentukan keuntungan perusahaan. Menyesuaikan harga memiliki
dampak yang mendalam
pada strategi pemasaran, dan terkadang dapat juga mempengaruhi permintaan dan
penjualan.
· Promotion
(Promosi)
Promosi merujuk pada
semua metode komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi terhadap
pihak lain tentang
produk. Promosi terdiri dari elemen-elemen seperti iklan, public relations,
dan promosi
penjualan. Iklan
mencakup komunikasi apapun yang dibayar, mulai dari iklan televise, radio,
internet
sampai media cetak
dan billboard. Public relations adalah saat komunikasi tidak
dibayar secara langsung
dan mencakup press
release, perjanjian sponsor, pameran dan seminar.
· Place
(Tempat)
Place
merujuk pada menyediakan produk tersebut pada sebuah tempat yang nyaman
bagi pelanggan untuk
mendapatkannya. Place
hamper sama dengan distribusi. Bermacam-macam strategi seperti franchising
dapat digunakan oleh
perusahaan untuk melengkapi aspek lainnya dari bauran pemasaran.
c.
Tactics (How to get there?)
Langkah
keempat adalah untuk merumuskan taktik. Taktik merupakan rincian langkah dari
sebuah strategi
yang telah disusun.
Perumusan taktik ini sangat penting dalam pencapaian tujuan pemasaran
perusahaan. Sebagai
contoh, sebuah website
online shop ingin produk-produk yang dijualnya lebih diketahui meningkatkan
linger time
pengunjung mereka.
Untuk melakukan itu, di dalam website tersebut ditambahkan fitur-fitur
sebagai berikut:
· Membuat
fitur “similar items” dimana produk yang serupa dengan yang sedang
dilihat oleh pelanggan
ditampilkan.
Produk-produk yang biasanya dibeli secara bersamaan juga ditampilkan.
· Membuat
fitur “review pelanggan”. Pelanggan dapat memberi nilai terhadap suatu
produk dan menulis
ulasan mereka
terhadap suatu produk. Dari situ pelanggan yang akan membeli dapat tahu apakah
produk tersebut
bagus atau dia lebih
baik membeli produk lain yang disarankan dalam ulasan pelanggan tersebut, yang
juga tersedia
dalam website
online shop tersebut.
Dalam
menentukan taktik, ada banyak kerangka yang dapat digunakan untuk membantu
menyusun taktik.
Salah satunya adalah
kerangka RACE. Kerangka RACE merupakan kerangka pembentukan taktik yang pertama
kali
diperkenalkan oleh
Steve Jackson dalam bukunya Cult of Analytics. RACE terdiri atas empat
langkah aktivitas
marketing
yang dirancang untuk membantu membentuk loyalitas pelanggan
terhadap suatu brand.
1.Reach
Reach,
yang berarti jangkauan adalah membangun sebuah awareness akan sebuah
merek, produk, dan
layanannya pada website
lain dan media lainnya untuk meningkatkan traffic pada website kita.
Hal ini
dapat dicapai
misalnya dengan menyediakan tautan ke website dari halaman facebook,
twitter, atau media
sosial lainnya.
2.Act
Setelah langkah
pertama, langkah selanjutnya adalah dengan membuat pengunjung website untuk
melakukan interaksi
dengan website seperti mencari produk atau mencari tahu tentang
perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan
dengan menyertakan fitur-fitur yang dapat membuat pengunjung ingin tetap
menjelajahi
website.
3.Convert
Dalam tahap ini
biasanya pengunjung berkomitmen untuk membentuk suatu hubungan yang akan
menghasilkan suatu
nilai komersil bagi bisnis. Dalam website e-commerce misalnya,
pengunjung
melakukan transaksi
pembelian dan pembayaran.
4.Engage
Dalam tahap ini yang
dilakukan adalah upaya-upaya untuk melakukan customer retention agar
pelanggan
terus menggunakan website.
Biasanya ini dilakukan dengan mengirim newsletter melalui e-mail untuk
menawarkan
produk-produk terbaru atau menginformasikan penawaran-penawaran yang sedang
berlaku.
d.
Action (What is Our Plan?)
Setelah
taktik telah dirancang kemudian waktunya dijadikan suatu rangkain proses kerja.
Proses kerja ini
diharapkan
terstruktur dan terjadwal (Chaffey, 2008, p.469). Oleh karena itu dalam tahapan
ini dibuatlah susunan
kerangka kerja, dalam
bentuk flow chart, gantt chart. Serta membuat perencanaan secara detail
dan membuat risk
management
plan.
e.
Control (Did We Get There?)
Pada
bagian control disini adalah untuk memonitor dan mengevaluasi secara
berkala apakah aplikasi emarketing yang telah diterapkan perusahaan
sudah berhasil mencapai tujuan atau belum. Bila belum mencapai
tujuan, kesalahan apa
yang membuat tujuan tersebut menjadi terhambat (Chaffey, 2008, p.471). Dalam
tahap ini, perusahaan harus mampu menganalisa secara berkala tingkat keefektifan
e-marketing yang telah diimplementasikan dari segi tingkat customer
awareness, customer satisfaction dan customer attitudes yang
telah dicapai. Untuk bisa mengukur secara tepat mengenai hal-hal tersebut,
diperlukan suatu alat ukur tertentu (key performance indicator) yang
bisa memberikan gambaran kepada perusahaan apakah target sudah tercapai atau
belum. Contoh metric yang bisa dipakai mengukur keberhasilan e-marketing
bisa dilihat dari jumlah penjualan yang diperoleh, jumlah pelanggan yang
melakukan subscription pada konten di website perusahaan, jumlah unique
visitors, jumlah repeat visitors, most popular page dan lain
sebagainya. Hal ini bisa didiagnosa dengan mudah dengan menggunakan web
analytic seperti Google Analytic. Selain itu, perusahaan juga bisa
mendiagnosa tingkat keefektifan dari implementasi e-marketing dengan
mengumpulkan feedback dari customer langsung melalui penyebaran questionnaire
online.
Jika
hasil performance diagnosis sudah diperoleh, perusahaan bisa
menggunakannya sebagai bahan untuk
membuat corrective
action untuk merevisi strategi dan taktik untuk memastikan bahwa tujuan
bisa dicapai. Jika
ternyata tujuan perlu
direvisi, maka revisi tujuan itu juga akan menyebabkan revisi terhadap
strategi, taktik dan
action.
Siklus SOSTAC akan terus berulang, karena keadaan environment bisnis
yang selalu berubah. Oleh karena
itu, pada tahap ini
yang dikontrol bukan hanya hal-hal yang berkaitan dengan customer saja,
tapi juga semua
komponen external environment yang
bersifat dinamis.
sarana penangkal santet dengan doa, mantra dan ilmu anti santet, agar terhindar dari dukun santet
BalasHapussantet
santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet | santet |
Ini merupakan sebuah artikel yang sangat informatif.
BalasHapusiklan properti
iklan lowongan
iklan otomotif
iklan komputer
iklan internet
iklan rumah tangga
numpang promo